Kamis, 22 April 2010
graffiti 5 januari 2010
Salah satu kegiatan dalam Biennale X Jogja adalah pelibatan komunitas-komunitas seni dalam menghias ruang publik di kota Yogyakarta. Salah satunya adalah partisipasi komunitas bomber. Iya bomber, mereka yang sering menulis coretan-coretan graffiti di tembok-tembok kota, identik dengan stigma vandalis yang meresahkan. Namun ada yang berbeda dengan pelibatan ini, mereka mengecat tembok jalanan di siang hari, bukan seperti biasanya : malam hari & kucing-kucingan dg petugas. Notes : nama bomber ini Andi.
Diposting oleh Graffiti di 06.54 0 komentar
Jumat, 16 April 2010
Biodata Azis Gagap
Diposting oleh Graffiti di 20.48 0 komentar
Jelang Berakhirnya Kontrak Pemain Arema28Jan08
Setelah gagal melaju ke babak semifinal Liga Indonesia, dipastikan tidak ada fixture lanjutan untuk tim Singo Edan. Semua pemain pun telah diliburkan sampai batas waktu yang akan ditentukan oleh pihak manajemen Arema. Seperti diberitakan harian Malang Pos, beberapa pemain mengisi liburan dengan pulang kampung atau menyembuhkan cedera yang mereka alami. Beberapa pemain Arema akan habis masa kontraknya per 31 Januari 2008, Kamis lusa.
Ketika masa kontrak seorang pemain habis, pemain tersebut berhak menyetujui tawaran kontrak dari klub lain, dalam sepakbola industri di Eropa kita kenal dengan istilah Bosman Rule atau aturan transfer Bosman. Rata-rata pemain di Indonesia hanya dikontrak satu tahun atau satu musim kompetisi, sehingga ketika kompetisi berakhir, banyak pemain yang hengkang (bebas transfer), tim dibubarkan, dll. Contoh sederhana adalah tim tetangga kita, Persema Malang, yang timnya telah “dibubarkan” begitu kompetisi berakhir Desember lalu.
Itulah kenapa transfer pemain di Indonesia tidak pernah ada atau sangat jarang sekali disebutkan nominalnya. Kalau di Eropa kita masih ingat Nicolas Anelka dibeli Chelsea dari Bolton dengan transfer 15 juta pounds, hampir tidak pernah kita dengar ada transfer pemain antar klub di Indonesia, karena rata-rata pemain berstatus free-transfer ketika direkrut atau bergabung dengan sebuah klub.
Tapi ada satu hal yang menarik dari pemain pada klub di Indonesia, yaitu loyalitas. Kalau kebanyakan pemain Eropa ketika kontraknya habis langsung mencari klub baru, tidak demikian di Indonesia, banyak pemain yang berharap kontraknya diperpanjang sehingga enggan mencari klub baru, terlebih apabila pemain tersebut termasuk pemain inti di klub yang bersangkutan.
Status klub sepakbola Indonesia yang hampir semuanya “plat merah” mendukung hal tersebut. Kita bisa ambil contoh bagaimana beberapa pemain sebuah klub di kota A juga menjadi pegawai negeri di kota A tersebut. Bahkan ketika sebuah klub menjuarai Ligina beberapa tahun lalu, banyak pemain-pemainnya yang dijadikan pegawai negeri di kota tersebut. Sesuatu yang mungkin sedikit luput dari pengamatan kita.(google-ongisnade)
Diposting oleh Graffiti di 20.16 0 komentar